Banyak orang berpikir investasi ruko hanya untuk pengusaha besar. Namun, kisah berikut membuktikan bahwa dengan strategi yang tepat, seorang pemula pun bisa meraih keuntungan besar dari properti komersial.

Awal Mula: Dari Tabungan Biasa ke Aset Produktif

Rina, seorang karyawan swasta berusia 32 tahun, awalnya hanya menabung di bank. Setelah 7 tahun, ia sadar bunga tabungan tidak mampu mengimbangi inflasi. Ia mulai mencari alternatif investasi dan tertarik pada properti, khususnya ruko di Gading Serpong.

Langkah Berani Membeli Ruko

Dengan modal tabungan dan bantuan KPR komersial, Rina membeli ruko 3 lantai di boulevard utama Gading Serpong. Lokasinya strategis, dekat pusat kuliner dan perkantoran. Harga saat itu sekitar Rp2,8 miliar.

Strategi Menarik Penyewa

Rina memutuskan untuk tidak membuka usaha sendiri, melainkan menyewakan rukonya. Ia menargetkan tenant dari sektor F&B karena kawasan tersebut terkenal sebagai destinasi kuliner. Dalam waktu 1 bulan, ia mendapatkan penyewa dengan kontrak 3 tahun senilai Rp250 juta per tahun.

Keuntungan yang Mengalir

Pendapatan sewa tahunan digunakan Rina untuk membayar cicilan KPR, bahkan masih ada sisa untuk tabungan. Setelah 3 tahun, harga ruko miliknya melonjak menjadi Rp4,1 miliar, artinya kenaikan hampir Rp1,3 miliar dari harga beli awal.

Pelajaran Berharga untuk Investor Pemula

1. Lokasi adalah kunci – Pilih kawasan dengan lalu lintas ramai dan perkembangan pesat.
2. Kenali pasar penyewa – Sesuaikan jenis ruko dengan kebutuhan tenant di area tersebut.
3. Perhatikan prospek jangka panjang – Infrastruktur dan pertumbuhan kawasan memengaruhi nilai properti.

Kesimpulan
Kisah Rina menunjukkan bahwa investasi ruko di kawasan strategis seperti Gading Serpong bisa memberikan cashflow positif sekaligus keuntungan dari kenaikan harga. Bagi pemula, kuncinya adalah riset mendalam, memilih lokasi tepat, dan bersabar menikmati hasilnya.